TINGKATAN PMR


- PMR untuk tingkatan SD berusia 7-12 tahun. Di sebut PMR Mula dengan warna dasar Hijau
- PMR untuk tingkatan SMP berusia 12-16 tahun. Di sebut PMR Madya dengan warna dasar Biru
- PMR untuk tingkatan SMA berusia 17-21 tahun. Di sebut PMR Mula dengan warna dasar Kuning


[...]

SYARAT-SYARAT

SYARAT-SYARAT MENJADI ANGGOTA PMR
1. Warga negara Indonesia (WNI)
2. Berusia 7-21 tahun (belum menikah)
3. Dapat membaca dan menulis
4. Mendapat persetujuan dari orang tua
5. Atad kemauan sendiri
6. Sebelum menjadi anggota PMR bersedia mengikuti latihan dasar kepalangmerahan
7. Keinginan menjadi anggota PMR disampaikan ke PMI cabang melalui PMR setempat
8. Setelah dilantik menjadi anggota PMR bersedia melaksanakan tugas secara sukarela


[...]

P3K


P3K adalah memberikan pertolongan pada kecelakaan ditempat kejadian dengan cepat dan tepat sebelum dibawa ke Puskesmas, Dokter atau Rumah sakit.
Tujuan P3K :
1. Mencegah bahaya maut
2. Mencegah pendarahan
3. Mencegah kecacatan baik jasmani maupun rohani
4. Mencegah infeksi
5. Mencegah rasa sakit
6. Mempermudah perawatan berikutnya

[...]

HAK DAN KEWJIBAN

HAK DAN KEWJIBAN ANGGOTA PMR

HAK :
1. Setiap anggota PMR berhak memperoleh pembinaan umum maupun teknik berupa pendidikan dan latihan dari pengurus PMI
2. Setiap anggota PMR berhak aktif didalam wadah PMI
3. Setiap anggota PMR berhak memperoleh Kartu Tanda Anggota (KTA), sertifikat dan mengenakan atribut PMR
4. Setelah menyelesaikan dan berhasil dalam pendidikan dasar anggota PMR berhak memperoleh kesempatan mengembangkandirinya didalam rangka kebijakan umum PMI
5. Setiap anggota PMR berhak memperoleh kesempatan mengembangkan dirinya dalam rangka kebijakan umum PMI
KEWAJIBAN :
1. Wajib melaksanakan tugas berorganisasi melalui wadah PMR termasuk membayar iuran untuk pembinaan PMR yang ditetapkan berdasarkan aturan
2. Wajib mematuhi peraturan yang dikeluarkan oleh pengurus PMR setempat
3. Wajib menjaga nama baik PMR/PMI setempat

4. Wajib mengembangkan dan memupuk jiwa kemanusiaan didalam setiap perbuatan

[...]

TOGA

TOGA (Tanaman Obat keluarGA)

Toga adalah singkatan dari Tanaman Obat keluarGA. Yang digunakan untuk menanam obat. Fungsi dari TOGA itu sendiri adalah untuk :
 Untuk mengobati penyakit ringan
 Untuk meningkatkan gizi keluarga
 Untuk menjaga kesehatan keluarga
Cara-cara membuat TOGA adalah sebagai berikut :
 Menyediakan tanah atau lahan
 Menyediakan bibit tanaman obat
 Penanaman sesuai tatacara bercocok tanam yang baik dan benar
 Pemeliharaan secara rutin dengan menyiram dan memberi pupuk

[...]

HENDRY DUNANT

MENGENAL JEAN HENDRY DUNANT (JHD)

 Jean Hendry Dunant (JHD) dilahirkanpada tanggal 8 Mei 1828 di Jenewa swiss. Ayahnya adalah seorang anggota Republik di Swiss bernama Jean Jques Dunant. Sedangkan ibunya bernama Antoinette Collden
 Ayahnya menjadi ketua yayasan perawayan anak piatu, sedangkan ibunya juga aktif dalam perawatan anak-anak perempuan piatu
 Pengalam di Afrika JHD menyaksikan kebiadaban terhadap perbudakan. JHD menulis buku tentang pengalaman ini. JHD terharu sekali terhadap perjuangan Florence di tengah-tengah kancah peperangan dan wabah penyakit yang sedang merajalela seperti Gizi Buruk Etiopia. Dan terjadi kelaparan.
 Tahun 1885 ke Italia menuju kota Sulferino. JHD menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, korban perang yang bergelimpaha dimana-mana saat itu ditengah terjadi perang besar antara kerajaan Prancis (Sardinia) melawan kerajaan Austria. Lebih dari 40.000 prajurit tewas dan luka-luka.
 JHD mempunyai buku berisi pengalaman selama di Sulferino tahun 1862 dan di beri judul “UN SOUVENIR DE SOLFERINI” (Kenangan Sulferino). Buku ini mampu menggugah hati masyarakat yang berada di seluruh dunia, dan di terjemahkan dalam berbagai bahasa.
 Cita-cita JHD adalah ingin sekali membentuk suatu lembaga / Badan / Perhimpunan yang menggalang para tenaga kemanusiaan untuk memberi pertolongan, dan badan ini harus dibentuk diseluruh dunia.
 JHD didukung oleh Jendral Dulour, Murcia, Dr. Appia dan Gustave moynier, sepakat membentuk panitia 5 (lima) merintis cita-cita JHD.
 Tahun 1863, panitia merintis terbentuknya Palang Merah. Saat konferensi diplomatic yang dihadiri 16 negara disahkan organisasi Palang Merah dengan lambang Palang Merah diatas warna putih.
 Panitia lima kemudian menjadi Komite Internasional Palang Merah atau dalam bahasa inggrisnya adalah “International Commite Of The Red Cross (ICRC)” Sampai sekarang nama itu masih tetap berlaku.


[...]

LAMBANG PMR

ARTI LAMBANG PMR

1. Segi lima merah melambangkan Pancasila
2. Warna kunung melambangkan warna dasar PMR wira
3. Segi lima putih melambangkan Pancasatya PMR
4. Warna putih melambangkan kesucian
5. Tanda palang merah melambangkan bendera SWISS yang menentang pertumpahan darah.
Latar belakang digunakanya lambang tersebut adalah inspirasi dari bendera negara SWISS, karena :
1. Menghormati negara SWISS
2. Pelopor pendirinya adalah warga negara SWISS
3. Agar Palang Merah benar-benar netral, karena negara SWISS benar-benar negara netral.
Lambang ini resmi dipakai pada tanggal 22 Agustus 1864 sesuai hasil prakasa Komite Jenewa yang menghasilkan konverensi Jenewa.

[...]

P M I

PALANG MERAH INDONESIA (PMI)

Pada tanggal 21 Oktober 1873 pemeritah kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama NEDERLEND RODE KRUIS ANDELING INDIE (NERKAI) yang kemudian dibubarkan pada pendudukan Jepang.
Setelah Indonesia merdeka maka pada tanggal 3 september 1945 presiden soekarno mengeluarkan perintah untuk membuat palang merah nasional. Pada tanggal 5 September 1945 Dr. Buntara membentuk panitia 5 yaitu :
Ketua : Dr. R. Muchtar
Penulis : Dr. Bander Johan

Pada tanggal 17 September 1945, maka panitia 5(Lima) mebentuk pengurus besar PMI. PMI dilantik oleh wakil presiden yakni Moh. Hatta dan beliau menjadi pengurus besar pleno.

[...]

KRITERIA PMR

KRITERIA ANGGOTA PMR YANG TANGGUH DAN PANCASILA

1. Sadar bahwa sesungguhnya umat manusia sebagai ciptaan Tuhan YME, sejak lahir didunia pada hakekatnya mempuyai kewajiban dan derajat yang sama.
2. Sadar sepenuhnya bahwa PMR kelak akan menjadi pewaris prikemanusiaan yang luhur dan nurani yang dilandasi rasa taqwa kepada Tuhan YME.
3. Patuh dan taat kepada orang tua , guru, dan pembinanya.
4. Ramah tamah dan bersahabat, baik secara Nasional maupun Internasional.
5. Didalam melaksanakan tugas tidak mengenal pamrih.

[...]

TUGAS DAN FUNGSI

TUGAS DAN FUNGSI PMR


TUGAS
1. Membimbing anggota PMR dalam menjalankan kegiatanya.
2. Memberi motivasi kepada guru-guru diungkapkan sekolah tersebut untuk menyalurkan kegiatan PMR.
3. Penyeediaan dana dan prosedur prasarana.
4. Mengikutsertakan anggota PMR disekolah dalam kegiatan yang diselenggarakan PNI cabang.

FUNGSI
1. Pembinaan
2. Penghubung kepada KanDepDikBud dan PMI cabang
3. Koordinasi


[...]

KONGRES PMI (1945-1990)

  1. Kongres PMI I (16-17 Oktober 1946) di Yogyakarta dengan keputusan : MEMINDAHKAN KANTOR MARKAS PMI KE YOGYAKARTA
  2. Kongres PMI II (13-14 November) panitia pusat dan panitia harian pusat sebaiknya diganti dan dipandang tepat dengan nama markas besar PMI pengurus besar dan pengurus besar latihan
  3. Kongres PMI III (8-11 Oktober 1949) di Yogyakarta
  4. Kongres PMI IV (25-27 Januari 1950) di Jakarta pada waktu itu kantor PMI berpindah kebali dari Yogyakarta ke Jakarta.
  5. Kongres PMI V (1-5 April 1950) di Bogor.
  6. Kongres PMI VI (13-16 Desember 1954) di Tawang Mangun Karang Anyar (JAWA TENGAH).
  7. Kongres PMI VII (9-13 Februari 1959) di Surabaya.
  8. Kongres PMI VIII (13-16 Februari 1963)di Jakarta.
  9. Kongres PMI IX (24-27 Februari 1959) di Bandung

[...]

KONVENSI JENEWA 1949

Konvensi ini terdiri dari 4 konvensi yang merupakan dasar kegiatan komite Internasional Palang Merah yang merupakan rasa hormat terhadap sesama manusia dalam masa perang 4(enpat) konvensi tersebut adakah :
I. Perlindungan terhadap angkatan perang didarat yang terluka dan sakit, para dokter dan perawat serta para petugas dan bidang agama (Konvensi ini memuat 4 pasal dan 2 buah lampiran).
II. Perlindungan kepada para korban, orang sakit, petugas kesehatan, dan petugas agana dari angkatan laut serta kapal perang (Konvensi ini memuat 63 oasal dan 1 buah lampiran)
III. Perlindungan terhadap tawaran perang (Konvensi ini memuat 143 pasal dan 1 buah lampiran).
IV. Perlindungan terhadap orang-orang dimasa perang (Konvensi ini memuat 159 pasal dan 3 buah lampiran.

[...]

GANGGUAN DALAM P3K


A. Shok
B. Pingsan
C. Lena
D. Mati suri
PINGSAN (koma) disebabkan akibat adanya gangguan ke otak.
Sebab – sebabnya adalah :
- kekurangan zat asam dalam darah
- Pendarahan ke otak
- Keracunan
- Tersengat aluran listrik
- Jehilangan banyak darah
- Terlampau kepanasan atau kedinginan
- Berpenyakit

Cara – cara penolongannya adalah :
a. Penderita dibaringkan di tempat yang udaranya segar, dan posisi kepala lebih rendah dari pada kaki.
b. Hentikan semua peredaran.
c. Longgarkan pakaian (segala yang mengikat)
d. Beri selimut kain
e. Hubungi dokter


[...]

PATUT


P = Penolong harus mengamankan diri sendiri sebelum menolong si korban.
A = Amankan si korban dari tempat kejadian
T = Tandai tempat kejadian
U = Usahakan korban dibawa ke rumah sakit/puskesmas terdekat
T = Tindakan yang tepat dalam urutan atau cara penolongannya.




[...]

KEANGGOTAAN

KEANGGOTAAN PMR HILANG
JIKA :
a. Minta berhenti dengan syarat-syarat tertentu
b. Meninggal dunia
c. Diberhentikan karena melakukan hal – hal yang merusak nama baik PMR

[...]

TRI BHAKTI

1. Berbakti kepada masyarakat
2. Mempertinggi mutu keterampilan, memelihara kebersihan.
3. mempererat tali persahabatan Nasional maupun Internasional

[...]

SEJARAH SINGKAT PMR

PMR didirikan pada kongres PMI pada tanggal 25-27 Januari 1960 tempatnya di Jakarta. Dulunya PMR bernama PMP yang didirikan pada tanggal 1 Maret 1950 yang didirikan oleh “Nona Siti Dasminah”.

“Pada waktu itu PMI mempunyai 15 cabang dan 2.047 anggota. Di inggris PMR disebut “Junior Red Cross Yourth”. Di SMANCI PMR di sebut JRC MANIA(Junior Red Cross Mania).

PMR dilatar belakangi oleh perang dunia ke-1 terjadi di Austria pada waktu itu tentara Austria dan para remaja mengumpulkan Koran-koran bekas untuk pembalutan gulung. Karena itu semua, para remaja di himpun dalam suatu organisasi yang di sebut PR_Palang Merah Remaja)

Bapak PMR sedunia adalah SIR JEAN HENDRY DUNNANT

Bapak PMR Indonesia adalah Mari’e Muhammad(Mantan Menteri Keuangan).

Bapak PMR SMANCI adalah Drs. Dadi Sudiadi.

[...]

PRINSIP PMR

1. PRINSIP KEMANUSIAAN
Artinya bahwa setiap anggota PMR berdasarkan kegiatanya bergerak di bidang kemanusiaan.
2. PRINSIP KESAMAAN
Artunya bahwa setiap\anggota PMR semuanya sama tidak membeda – bedakan yang kaya dan yang miskin maupun membeda – bedakan SARA.
3. PRINSIP KENETRALAN
Artinya bahwa setiap anggota PMR tidak memihak ke salah satu pihak manapun
4. PRINSIP KEMANDIRIAN
Artinya bahwa setiap anggota PMR haeus bisa berdiri sendiri.
5. PRINSIP KESUKARELAAAN
Artinya bahwa setiap anggota PMR didalam melaksanakan segala sesuatunya selalu di sertai dengan rasa ikhlas.
6. PRINSIP KESATUAN
Artinya bahwa setiap anggota PMR dalam melaksanakan sesuatunya selalu bersama-sama dengan rekannya.
7. PRINSIP KESEMESTAAAN
Artinya bahwa setiap anggota PMR tidak hanya ada di suatu wilayah itu saja, tetapi di wilayah lain juga ada (luar negeri).

[...]

PANCA SATYA PMR

Dengan menyebut nama tuhan yang Maha Esa kami remaja kemanusiaan berjanji bahwa:
1. Akan melaksanakan tugas dan kewajiban kami sebagai remaja kemanusiaan. dimanapun dan kapanpun kami berada.
2. Akan bersungguh-sungguh menolong sesaama tanpa suatu imbalan apapun.
3. Akan menjaga nama baik kami di dalam maupun di luar keluarga.
4. Akan menggalang kemandirian bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat
5. Jika kami melakukan kesalah kami siap menerima akibatnya dengan penuh kejujuran.

[...]

MARS PMI




Palang Merah Indonesia
Sumber kasih umat manusia
warisan luhur nusa dan bangsa
Wujud nyata mengayom Pancasila
Gerak juangnya ke seluruh Nusa
Mendharmakan bakti bagi ampera
Tunaikan tugas suci, tujuan PMI,
di Persada Bunda Pertiwi
untuk umat manusia di seluruh dunia
PMI mengantarkan jasa

[...]

KOMITMEN KEMANUSIAAN

Berikut adalah garis besar program kemanusiaan kepalangmerahan yang terakomodasi antara lain dalam kesepakatan Federasi Internasional ( Strategi 2010) ; Komitmen Regional anggota Perhimpunan ( Deklarasi Hanoi ) dan kesepakatan Konferensi Internasional ( Plan of Action ).

1. STRATEGI 2010
Strategi 2010 (S-2010) adalah seperangkat strategi Federasi Internasional dalam menghadapi tantangan kemanusiaan pada dekade menantang. Dokumen yang diadopsi Sidang Umum pada tahun 1999 ini menjabarkan misi Federasi yaitu: "memperbaiki hajat hidup masyarakat rentan dengan memobilisasi kekuatan kemanusiaan".
Tiga tujuan utama yang strategis adalah:
Memperbaiki Hajat Hidup masyarakat Rentan
Strategi ini terfokus melalui empat bidang inti, yaitu:
+ Promosi Prinsip-Prinsip dasar Gerakan dan nilai-nilai kemanusiaan;
+ Penanggulangan Bencana;
+ Kesiapsiagaan penanggulangan bencana; dan
+ Kesehatan dan perawatan di masyarakat.
Keempat bidang ini adalah suatu paket yang integral dan saling terkait satu sama lain, yang memiliki dua dimensi yaitu pelayanan dan advokasi.
Memobilisasi Kekuatan Kemanusiaan
Pengerahan kapasitas organisasi untuk pelayanan ini akan terjadi bila perhimpunan nasional berfungsi dengan baik. Artinya ada mekanisme organisasi, pengembangan kapasitas, memobilisi sumber keuangan dengan mengembangkan kemitraan dan mengoptimalkan komunikasi dalam Perhimpunan Nasional.
Bekerjasama Secara Efektif
Adanya perhimpunan nasional yang kuat akan membentuk sebuah Federasi yang kuat , efektif dan efisien yaitu dengan mengembangkan kerjasama subregional dan mengimplementasikan strategi gerakan, kemitraan dengan organisasi internasional lain, memobilisasi publik dan advokasi penentu kebijakan serta mengkomunikasikan pesan-pesan dan misi Federasi Internasional.

2. DEKLARASI HANOI "United for Action"
Dokumen ini disahkan melalui Konferensi Regional V di Hanoi, Vietnam pada tahun 1998, yang disepakati oleh 37 perhimpunan nasional se Asia Pasifik dan Timur Tengah yang bertekad , walau beragam budaya, geografis dan latar belakang lain, untuk bersatu demi suatu aksi kemanusiaan.
Kecenderungan bencana alam serta krisis moneter secara global telah melanda wilayah regional dan berdampak pada permasalahan imigrasi penduduk karena menghendaki perbaikan hidup, krisis ekonomi yang menyebabkan angka pengangguran yang semakin meningkat serta berjangkitnya wabah penyakit. Hal ini menjadi tantangan bagi Palang Merah untuk membantu meringankan penderitaan umat manusia.

Deklarasi Hanoi memfokuskan penanganan program pada isu-isu berikut:
+ Penanggulangan bencana
+ Penanganan wabah penyakit
+ Remaja dan Manula
+ Kemitraan dengan pemerintah
+ Organisasi dan Manajemen kapasitas sumber daya
+ Hubungan masyarakat dan promosi

3. PLAN OF ACTION 2000 - 2003
Plan of Action 2000 - 2003 merupakan keputusan Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah ke-27 di Jenewa pada tahun 1999 . Pemerintah Indonesia dan PMI sebagai peserta menyatakan ikrarnya di bidang kemanusiaan.

Komitmen Pemerintah Indonesia
Memenuhi komitmen untuk meratifikasi Protokol Tambahan I dan II dari Konvensi-Konvensi Jenewa 1949
Memperkuat Legislasi yang berkaitan dengan penggunaan Lambang Palang Merah
Memperkuat aspek-aspek kelembagaan dalam perencanaan kesiapsiagaan penanggulangan bencana
Mengintensifkan pendidikan dan diseminasi Hukum Humaniter Internasional dan karya-karya organisasi kemanusiaan kepada masyarakat sipil dan militer
Memperkuat kemitraan dengan lembaga-lembaga nasional untuk membantu masyarakat rentan

Komitmen Palang Merah Indonesia
Program diseminasi nilai-nilai kemanusiaan kepada anggota dan kelompok sasaran tertentu serta mendorong pemerintah untuk menyusun peraturan nasional mengenai lambang dan perjanjian terkait.
Mengintensifkan program kesiapsiagaan penanggulangan bencana di daerah-daerah yang rawan bencana melalui program "community based" dan meningkatkan kemampuan manajemen bencana dan pelatihan sukarelawan serta penyediaan peralatan standar operasional.
Melaksanakan program sosial dan kesehatan dalam hal pelayanan darah, pendidikan remaja sebaya sebagai upaya pencegahan penyebaran HIV/AIDS atau kegiatan-kegiatan yang berorientasikan pada pelayanan P3K yang berbasis masyarakat, masalah air dan sanitasi, kesejahteraan kelompok masyarakat rentan di daerah tertinggal dan memperbaiki pelayanan ambulan dan pos P3K.

[...]

PALANG MERAH INTERNASIONAL

Komite Internasional Palang Merah / International Committee of the Red Cross (ICRC), yang dibentuk pada tahun 1863 dan bermarkas besar di Swiss. ICRC merupakan lembaga kemanusiaan yang bersifat mandiri, dan sebagai penengah yang netral. ICRC berdasarkan prakarsanya atau konvensi-konvensi Jenewa 1949 berkewajiban memberikan perlindungan dan bantuan kepada korban dalam pertikaian bersenjata internasional maupun kekacauan dalam negeri. Selain memberikan bantuan dan perlindungan untuk korban perang, ICRC juga bertugas untuk menjamin penghormatan terhadap Hukum Perikemanusiaan internasional.
Perhimpunan Nasional Palang Merah atau Bulan Sabit Merah, yang didirikan hampir di setiap negara di seluruh dunia, yang kini berjumlah 176 Perhimpunan Nasional, termasuk Palang Merah Indonesia. Kegiatan perhimpunan nasional beragam seperti bantuan darurat pada bencana, pelayanan kesehatan, bantuan sosial, pelatihan P3K dan pelayanan transfusi darah. Persyaratan pendirian suatu perhimpunan nasional diantaranya adalah :
mendapat pengakuan dari pemerintah negara yang sudah menjadi peserta Konvensi Jenewa
menjalankan Prinsip Dasar Gerakan
Bila demikian ICRC akan memberi pengakuan keberadaan perhimpunan tersebut sebelum menjadi anggota Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah / International Federation of Red Cross and Red Crescent (IFRC), Pendirian Federasi diprakarsai oleh Henry Davidson warganegara Amerika yang disahkan pada suatu Konferensi Internasional Kesehatan pada tahun 1919 untuk mengkoordinir bantuan kemanusiaan, khususnya saat itu untuk menolong korban dampak paska perang dunia I dalam bidang kesehatan dan sosial. Federasi bermarkas besar di Swiss dan menjalankan tugas koordinasi anggota Perhimpunan Nasional dalam program bantuan kemanusiaan pada masa damai, dan memfasilitasi pendirian dan pengembangan organisasi palang merah nasional.

PERTEMUAN ORGANISASI PALANG MERAH INTERNASIONAL
Sesuai dengan Statuta dan Anggaran Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah menyebutkan empat tahun sekali diselenggarakan Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah ( Internasional Red Cross Conference) . Konferensi ini dihadiri oleh seluruh komponen Gerakan Palang Merah Internasional ( ICRC, perhimpunan nasional dan Federasi Internasional ) serta seluruh negara peserta Konvensi Jenewa. Konferensi ini merupakan badan tertinggi dalam Gerakan dan mempunyai mandat untuk membahas dan memutuskan semua ketentuan internasional yang berkaitan dengan kegiatan kemanusiaan kepalangmerahan yang akan menjadi komitmen semua peserta.

Dua tahun sekali , Gerakan Palang Merah Internasional juga mengadakan pertemuan Dewan Delegasi (Council of Delegates) , yang anggotanya terdiri atas seluruh komponen Gerakan. Dewan Delegasi akan membahas permasalahan yang akan dibawa dalam konferensi internasional. Suatu tim yang dibentuk secara khusus untuk menyiapkan pertemuan selang antar konferensi internasional yaitu Komisi Kerja ( Standing Commission).

Bersamaan dengan pertemuan tersebut khusus untuk Federasi Internasional dan anggota perhimpunan nasional juga mengadakan pertemuan Sidang Umum (General Assembly) sebagai forum untuk membahas program kepalangmerahan dan pengembangannya.

[...]

SEJARAH LAHIRNYA GERAKAN

Pada tanggal 24 Juni 1859 di kota Solferino, Italia Utara, pasukan Perancis dan Italia sedang bertempur melawan pasukan Austria dalam suatu peperangan yang mengerikan. Pada hari yang sama, seorang pemuda warganegara Swiss, Henry Dunant , berada di sana dalam rangka perjalanannya untuk menjumpai Kaisar Perancis, Napoleon III. Puluhan ribu tentara terluka, sementara bantuan medis militer tidak cukup untuk merawat 40.000 orang yang menjadi korban pertempuran tersebut. Tergetar oleh penderitaan tentara yang terluka, Henry Dunant bekerjasama dengan penduduk setempat, segera bertindak mengerahkan bantuan untuk menolong mereka.

Beberapa waktu kemudian, setelah kembali ke Swiss, dia menuangkan kesan dan pengalaman tersebut kedalam sebuah buku berjudul "Kenangan dari Solferino", yang menggemparkan seluruh Eropa. Dalam bukunya, Henry Dunant mengajukan dua gagasan;
Pertama, membentuk organisasi kemanusiaan internasional , yang dapat dipersiapkan pendiriannya pada masa damai untuk menolong para prajurit yang cedera di medan perang.
Kedua, mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang cedera di medan perang serta perlindungan sukarelawan dan organisasi tersebut pada waktu memberikan pertolongan pada saat perang.

Pada tahun 1863, empat orang warga kota Jenewa bergabung dengan Henry Dunant untuk mengembangkan gagasan pertama tersebut. Mereka bersama-sama membentuk "Komite Internasional untuk bantuan para tentara yang cedera", yang sekarang disebut Komite Internasional Palang Merah atau International Committee of the Red Cross (ICRC).
Dalam perkembangannya kelak untuk melaksanakan kegiatan kemanusiaan di setiap negara maka didirikanlah organisasi sukarelawan yang bertugas untuk membantu bagian medis angkatan darat pada waktu perang. Organisasi tersebut yang sekarang disebut Perhimpunan Nasional Palang Merah atau Bulan Sabit Merah.

Berdasarkan gagasan kedua, pada tahun 1864, atas prakarsa pemerintah federal Swiss diadakan Konferensi Internasional yang dihadiri beberapa negara untuk menyetujui adanya "Konvensi perbaikan kondisi prajurit yang cedera di medan perang". Konvensi ini kemudian disempurnakan dan dikembangkan menjadi Konvensi Jenewa I, II, III dan IV tahun 1949 atau juga dikenal sebagai Konvensi Palang Merah . Konvensi ini merupakan salah satu komponen dari Hukum Perikemanusiaan Internasional (HPI) suatu ketentuan internasional yang mengatur perlindungan dan bantuan korban perang.

[...]